Undangan Pernikahan

💼 Awal Pertemuan Sederhana

Tahun 2013, didi dan midah berada di sekolah yang sama yaitu MTs Negeri 5. mereka pernah berbincang lalu berteman, waktupun berjalan dengan cepat hingga akhirnya memisahkan mereka ke jalan yang berbeda.

11 tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka lagi di tempat yang tak terduga, dengan hati yang sudah dewasa.

Tahun 2024, Didi, seorang programmer berusia 24 tahun, menghabiskan harinya di balik layar komputer, menyusun kode-kode yang rumit untuk sebuah startup teknologi. Sementara Midah, seorang guru yang sabar dan penuh kasih, mengisi hari-harinya dengan mendidik anak-anak dengan penuh cinta. Dua dunia yang berbeda, tapi Allah punya rencana yang indah.

💞 Pertemuan Tak Terduga

Didi (24 tahun), sedang mencari referensi buku Python for Data Science di perpustakaan. Matanya tertarik pada seorang wanita di seberang rak buku, yang asyik memilih buku psikologi anak.

Sesuatu tentang wanita itu terasa... familiar.

Saat wanita itu berbalik, mata mereka bertemu.

"Didi...?" ucap Midah.

"Midah?!" ucap Didi.

Mereka terkejut. Ternyata, mereka bertemu kembali setelah sekian lama.

Mereka pun berbincang lama. Sebelum berpisah, Didi memberanikan diri meminta nomor teleponnya. "Boleh aku mengirimmu pesan? Aku ingin tahu lebih banyak tentang dunia mengajar."

Midah tersipu, lalu mengangguk.

💞 Benih Cinta yang Tumbuh

Pertemuan itu membuat mereka sering bertukar pesan. Didi yang biasanya hanya berbicara tentang coding, kini mulai mempelajari dunia Midah—tentang kesabarannya menghadapi anak-anak, tentang mimpinya. Sementara Midah, yang awalnya hanya sedikit mengetahui tentang teknologi, kini mulai tertarik mendengar penjelasan Didi tentang inovasi digital untuk pendidikan.

Suatu hari, Didi mengajak Midah ke workshop pengembangan aplikasi edukasi untuk pendidikan. "Aku ingin membuat sesuatu yang berguna untuk dunia kamu," katanya.

Midah terharu. Di situlah ia menyadari, perasaannya pada Didi mulai dalam.

💍 Langkah Menuju Ridha Allah

Setelah setahun menjalin ikhtiar, Didi datang ke rumah Midah dengan proposal unik:

"Midah, aku nggak mau cuma jadi teman masa kecil, atau tetangga dekat rumahmu. Aku mau jadi suamimu, ayah untuk anak-anak kita nanti, dan teman diskusimu sampai tua."

Dia membuka laptopnya, menampilkan sebuah program sederhana:

class Life:
    def is_running(self):
        return True

class World:
    def ends(self):
        return False

class Love:
    def _init_(self):
        self.for_you = 0

class Us:
    def together(self, place):
        print(f"Kita bersama di {place} ❤")

life = Life()
world = World()
my_love = Love()
us = Us()
in_Jannah = "Jannah"

while life.is_running():
    my_love.for_you += 1
    print(f"Cintaku untukmu: {my_love.for_you}")
    
    if world.ends():
        print("Dunia berakhir, tetapi cinta kita abadi.")
        break
    else:
        us.together(in_Jannah)
    
    import time
    time.sleep(1)

#Penjelasan Kode
# 1. while life.is_running():
# Perulangan tak terbatas yang berjalan selama "kehidupan" masih berlangsung.
# 2. my_love.for_you += 1
# Setiap iterasi, nilai cinta (my_love.for_you) bertambah 1 (simbol cinta yang terus tumbuh).
# 3. if world.ends(): break
# Jika dunia berakhir, perulangan berhenti (cinta berakhir hanya jika dunia hancur).
# 4. else: us.together(in_Jannah)
# Jika dunia belum berakhir, pasangan akan bersama di Jannah (surga dalam Islam).
                                                    

Midah tertawa sekaligus terharu.

Orang tuanya pun luluh, melihat kesungguhan mereka.

Dan seperti kode yang sempurna, cinta mereka berjalan sesuai script terindah: takdir yang dirajut dengan ikhlas dan doa.

✨ The End ✨

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu mendapat ketenangan hati, dan Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang." (QS. Ar-Rum: 21)